Senin, 28 April 2014

Cerita Berseri

Story After Die To Be New You

Dear Diary
Sebuah nama mungkin akan dikenang sepanjang masa dan mungkin juga hanya diingat dalam setiap detik yang tak berharga, lantunan musik indah mungkin akan populer namun saat ada lagu yang lebih indah musik tersebut akan tergantikan. Apapun yang engkau miliki jalani dan setialah padanya karena dia akan merasa suatu saat nanti dia akan dibuang diasingkan ditinggalkan dan akan sendirian. Bantu aku menyadari bahwa semua itu salah dan pastikan padaku suatu saat nanti bunga yang layu ini bisa kembali mekar dengan indahnya.

“tok tok tok… Non.. !!” tiba tiba suara ketukan pintu yang nyaring jarang ku dengar memecah keheningan di kamarku. Sudah satu minggu dari saat ayahku meninggal aku mengurung diriku di kamar, difikiranku hanya kamar ini yang menjadi tempat terbaikku untuk diam dan menangis ditambah bunda ku sakit keras sekarang, hanya hal itu yang aku takutkan.
“ya ada apa bi?” jawabku sambil mendekati gagang pintu dan membuka pintu
“Maaf ganggu non, tadi kakak non telfon katannya non disuruh cepat cepat ke rumah sakit” jawab bibi dengan wajah penuh ketegangan
“memangnnya ada apa sh bi? Iya aku siap siap dulu”
“bibi kurang tau non,, gak usah siap siap kakak non suruh cepet cepet kayaknnya ada yang darurat”
“ok” jawabku dengan penuh kesinisan
Aku melangkah mengambil kunci motor mengenakan jaket bergegas pergi ke rumah sakit yang jaraknnya ya lumayan jauh dari rumahku. Sebenarnnya aku baru 14 tahun jadi belum punya sim, tapi yah masa bodoh lah memang ada yang mau mengantarku? Di jalan tiba tiba perasaanku jadi begitu takut dan amat takut, aku melambatkan laju motorku.
“Aduh kenapa sih kok ngerasa gini sih, ” celotehku sendiri.
Sesampai di rumah sakit aku langsung menuju ruangan nomor 213 itu
“What happen kanka?” ucap ku sinis, memang setelah ayah meninggal aku begitu benci dengan sesuatu yang disebut RUMAH SAKIT ditambah lagi ruangan bunda sama seperti ruangan ayah dulu. Ya untung ada kak Kanka dia memang kk angkatku tapi dia sangat baik kepada orangtua ku
“Mom want to ask you something aika” nadannya begitu rendah
“Hi mom, are you okay? ” ucapku memecah kesepian di ruangan itu “there something want you ask to me mom?”
“Aika denger bunda sini deketin bunda. First I want to say so sorry to you aika, Bunda sayang kamu, Bunda minta maaf kayaknnya bunda mesti nyusul ayah” jawab bunda sambil meneteskan air mata diantara senyum dan lesung pipinya yang manis
“No mom! I don’t need you’re sorry I need you mom Aika sendirian mama mau ninggalin aika juga ? mama jahat banget deh!” muka sinisku kembali ada di wajahku namun dengan mata berlinang kaliini
“Kamu ga mau liat bunda pergi kalo gitu aika pulang aja sekarang”
“bunda kok jahat sama aika?” sontak aku memeluk bunda dan suara itu kembali aku dengar bunyi tit.,,,,,,,, panjang seperti yang aku dengar dulu membuatku meledak seluruh air mataku seperti keluar tanpa henti tanganku tak henti menggoyangkan tubuh lemah tak bernyawa di hadapanku itu. Teringat belum banyak yang aku beikan kepada bunda aku belum memperlihatkan nilai kelulusanku padannya aku belum pernah membuatnya tertawa terbahak bahak bersama ku.
“permisi”Aku tak kuat lagi melihat suasana itu aku pergi menuju parkiran mengambil motor dan sial aku lupa mengambil kunci di atas meja terpaksa aku pergi ke taman rumah sakit dan duduk di bangku panjang disana. Sepi dan sunyi yang kurasakan

-----------2 hari kemudian--------

“Aika kamu ga mau makan?” Tanya lilian teman sekelasku, dulu aku begitu dekat dengannya diapun tau kehidupanku namun entah setan apa yang merasuki tubuhku kini aku sama sekali tak ingin dekat maupun berbicara ngan orang lain.
“Tidak ” jawabku
“kenapa ? tadi kan upacara pasti tenagamu  terkuras habis buat berdiri” tawannya dan teman teman lain.
Aku hanya menggelengkan kepala, rasannya tak ingin menjawab pertanyaannya. Dan kembali menenggelamkan kepalaku diantara lipatan tangaku. Kenapa sih tuhan engkau ambil kedua orang tauku, sisakan sedikit kebahagiaan untukku, kau ambil mereka dariku kau buat aku terpuruk dan terpukul karena semua ini. Apa yang akan terjadi nanti ? akankah kau ambil nyawaku juga jika iya ambilah sekarang agar aku bisa bersama mereka disana.
Setelah pelajaran terakhir akhirnya bel untuk pulang berbunyi, dulu aku yang sangat suka diam di sekolah dan menunggu teman temanku dijemput kini berubah, bergegas mengambil motor dan pulang. 
“Aika ? kok tumben cepet pulang” kata leo dengan senyum manis dan matannya yang sipit. Ya dia orang yang ngejar ngejar aku dari pertama kali aku masuk SMP ya dulu aku sempat suka tapi semenjak hidupku berubah aku jadi enggan dekat dengan siapapun
“Bukan urusanmu” jawabku “kok sinis amat sih?” “aku mau pukang pergi sana” “Okay hati hati di jalah yaa” “Iya” sambil menghidupkan motor
“Ngapain diem sana pergi” bentakku yang melihatnnya bengong ngeliatin kaki ku
“Nunggu kamu pergi ehhee”
“whatever” aku langsung pergi meninggalkannya yang masih terpaku memandangku
Sesampai ku di rumah aku langsung menuju kamarku dan mengganti baju lalu mengambil rackie gitar kesayanganku, dan menuju taman belakang tanpa mengatakan sepatahkatapun untuk menyapa kakakku maupun bibi.
Petikan gitar melantun dengan merdunya mengisi kekosongan yang ada aku pun bernyanyi sebuah lagu yang mengingatkan ku akan kebahagiaanku dulu
Waking up I see that everything is okay
The first time in my life and now it’s so great
Slowing down I look around and I am so amazed
I think about the little things that make life great
I wouldn’t change a thing about it
This is the best feeling
“lagu yang bagus, aku tau lagu itu boleh aku ikut bernyanyi?”suara yang terdengar familiar membuatku gugup untuk menoleh apa benar ini Leo, untuk apa dia mengikutiku sampai rumah ku ? mengapa kakak mengizinkannya masuk ? untuk apa dia kemari. “apa kau mendengarku” suara yang sama kembali ku dengar kali ini ku tolehkan tatapan sinisku kepada orang itu dan ternyata benar Leo
“what are you doing here ?”jawabku
“I wanna looking you”masih dengan senyum manis di wajahnya, lama kelamaan aku heran mengapa dia masih bisa tersenyum walau aku begitu cuek padannya ? apa ada gangguan pada otaknnya
“pergilang kau sudah melihatku kan, aku ingin sendiri jangan ganggu aku.”
“berapa lama kau ingin sendiri ?” nadanya meninggi dan membuatku benar benar tecengang kaliini
“pergilah!” jawabku meninggikan nada suara ku
“sampai kapan kamu mau begini ? kamu bukan Aika yang dulu aku kenal Aika yg dulu baik perhatian dan gak kayak gini, aku tau kamu terpukul karena kehilangan kedua orang tuamu pada saat yang hampir bersamaan. Tapi bukan berarti kamu gak bisa bahagia karena ditingal sama mereka, buat mereka bangga liat kamu sukses lihat kamu bahagia buat mereka gak nyesel punya anak kayak kamu. Kamu itu baik sempurna pinter kamu harusnnya bersyukur Karen udah diberi kesempurnaan sama tuhan harusnnya kamu gak kayak gini. Oke aku pergi tapi satu yang mau aku bilang ke kamu. Buat orangtuamu yang jauh disana merasa bangga karena memiliki anak perempuan yang tegar dan kuat tanpa mereka. Aku per,-- ”
“cukup !! kamu gak ngerti apa apa tentang aku. Kamu gak ngerti gimana perasaan aku sekarang. Kamu gak ngerti apa yang aku rasaiinn !!jadi jangan mikir kalo aku itu sempurna aku gak sempurna sama sekali aku jauh beda dari kamu. Kamu yang sempurna kamu yang baik kamu yg masih punya dua orangtua yang sayang sama kamu.sehar,--”
“Setidaknya kamu beruntung karena kamu memiliki kesempatan lebih dari ku. Permisi aku pergi” langkahnnya terlihat cepat meningglkanku sendiri.
Aku tak kuasa mendengar ucapannya. Dia benar seharusnnya aku tidak menjadi Aika yang sepertiini, seharusnnya aku membanggakan mereka, agar mereka tau bahwa aku kuat. Aku tau aku memiliki kesempatan yang lebih banyak dari dia. Tapi tetap saja dia lebih beruntung karena memiliki dua orangtua yang menyayanginnya dua orang tua yang selalu ada buat dia. Aku yang tak tahan lagi akhirnnya menitihkan airmata yang begitu derasnnya bahkan aku tak tau aku menangis karena keewa akan diriku atau karena marahnnya dia atau karena aku tak lagi memiliki orang tua. Semua tampak tabu aku tak tau harus berfikir bagaimana. Aku terlalu takut untuk mencoba. “Oke aku bakal tunjukin ke Leo dan orang tuaku bahwa aku bisa” gertakku sendiri
------------------------
“Haii!!!!!! Pagi semuannya ” Teriakku saat masuk ke kelas dan so pasti membuatku keliatan kayak orang gila depan mereka
“Hey !! Are you crazy Aika” teriak temen cowokku yang lagi ngakak di belakang sontak membuat aku terbakar dan tanpa pikir panjang aku menaruh tasku di aras meja dengan hentakan keras lalu mendekati mereka dengan wajah sinis penuh amara “Lo bilang gue apa hah!” bentakku ke mereka. Mereka yang masih terpaku memandangku dengan wajah mereka yang penuh pertannyaan ada apa dengaku “Kalo kalian mau ngejek orang liat dulu diri kalian sendiri !!” gertakku sambil memukul keras meja yang ada didekatku
“what happen Aika ?” Tanya leo dengan melasnnya dan lembutnya membuatku makin marah mendengarnnya
“Nothing” jawabku singkat dan pergi meninggalkannya
Dear Diary
Aku hanya mencoba buat jadi Aika yang dulu, bahkan aku mikir sendiri semua orang malah menjauhiku. Mungkin mereka mengira aku orang gila yang suka marah marah gak jelas aku kangen banget sama kalian ayah bunda. Aku kangen buat curhat ke kalian lagi tapi mau gimana kalian udah ninggalin aku. Aku kangen banget pas bunda nyuapin aku aku kangen pas kita liburan ke bogor.
Rasanya udah kayak aku satu satunnya orang yang nangis pas semua lagi senyum. Kayaknnya hanya aku yang mengalami hal yang sepahit ini kayaknnya hanya aku yang berdiri sendiri di kegelapan.
tak lama kemudian bel pulang berbunnyi. Aku bergegas menuju parkiran dan pulang berusaha tak satupun orang yang melihatku pulang, seharusnya hariini aku mengikuti ekstra namun aku yang udah bad mood banget dari pagi langsung pulang dan ngelampiasin kemarahanku dengan ngebut di jalan.
“Aika awasssssss!!!!!!!!!” hanya kata itu yang aku dengar sebelum aku tak sadarkan diri aku menabrak sebuah mobil karena hendak menyalip sebuah truk di sisi kiriku. Semua tak bisa ku helakan
“Dimana aku ?” aku langsung bangkit dari tempat tidur dan menuju tempat serang laki laki yang sedang menangis samar samar ku ingat dia adalah Leo  “Leo aku gak papa pulang yuk aku benci rumah sakit” tak ada jawaban yang ku dengar kuputuskan untuk memukulnnya dengan keras sekeras kerasnnya karena saat ini saat yang paling aku tunggu tunggu “Kenapa kenapa tanganku menembus tubuhnya ohh tidak ini tidak mungkin aku belum mati kan ? kenapa aku mati begini” ragaku masih di tempat tidur kedekati ragaku yang terlihat masih sedar hanya bekas jahitan di kakiku dan di perutku bagian ginjalku masih ku dengar suara detak jantungku yang sangat lemah entah apa yang terjadi aku tak tau. Kaliini aku benar benar sendiri harus kepada siapa aku bercerita sekarang bahkan menangis pun aku tak bisa kuputuskan duduk di atas ragaku sendiri
“permisi” terdengat suara pintu yang langsung dipersilahkan masuk oleh Leo
“Ya ada apa dok ?” “saya akan memeriksa perkembangan aika” “Baik dok silahkan” ku lihat dia mengukur detak jantungku membuka kelopak mataku dan menaruh steteskop di dadaku lalu memasukan obat ke dalam infust ku aku masih bisa merasakan aliran cairan itu di tanganku
“Bagaimana keadaanya dok ?” Tanya leo, dan ini pertama kalinya aku melihatnya murung dan tak tersenyum sedikit pun “Dia masih dalam komanya, kita belum bisa memastikan kapan dia sadar namun ada peningkatan fungsi kerja jantungnya dan pencernaanya mulai normal mungkin dalam 3 hari dia akan sadar, Bisa saya bertemu dengan keluarganya membicarakan masalah biayanya” “emm itu dok orang tuanya sudah meninggal nanti saya yang akan membiyayainya nanti saya akan urus semuanya dok yang penting dia sembuh” “baiklah saya permisi dulu”
Yatuhan aku tak percaya leo sebaik itu padaku bagaimana caraku untuk sadar dan membuatnya tenang. Kaliini benar tak tega aku melihat wajahnya yang sesedih itu
Sudah 2 hari terlewatkan Leo selalu menjagaku matannya sudah menghitam karena bagadang dan harus sekolah pagi ya tuhan aku ingin kembali ke tubuhku kashia Leo tuhan dia saangat baik dan aku benar benar telah menyua nyiakannya selama ini. Leo mendekati ragaku dengan sedikit senyum kecil diwajahnya “Aika sayang bangun donk Leo sedih banget liat Aika gini Leo janji bakal jagain Aika. Tapi Aika juga janji jangan tinggalin Leo ” perlahan wajahnya mendekati wajahku aku merasakan nafasnya yang halus itu juga terasa setetes air mata nya jatuh di pipiku dia mencium keningku dan kurasakan kelembutannya kurasa kini aku benar benar telah salah karena menyanyiakan orang yang menyayangiku aku telah menjadi orang yang benar benar jahat
“Aika ? aika sudah sadar ? Dokterr !!! dok!!”kini benar benar terdengar  jelas senyumnya yang dulu kembali ku lihat. Dokter memeriksaku dan mengatakan jika besok kondisiku membaik aku diperbolehkan pulang. “Leo kenapa masih disini ? kenapa ga pulang”
“Leo jagain Aika lah,, udah jangan banyak biara istirahat aja dulu biar besok bisa pulang” “makasi ciumanya leo” “Kenapa kamu bisa tau ?? ” aku menceritakan semuanya tanpa ada yang tertinggal sedikitpun dia begitu tercengang mendenger samua yang ku ceritakan padanya               
------------------
“yeyy!!!! Kita pulang besok kita sekolah haha ” teriakku memecah kesepian dan membuatnya tersenyum mengejekku
“happy banget kamu mau pulang” ejek leo dengan senyum sinisnnya
“Biarin suka suka ku donk ” “Iyaaaa Aika Sayang” aku beku tak bisa berkata apa apa saat kata itu terucap
“udah ah yuk berangkat” ajak leo
“Aika udah sampek nih,, kamu bisa sendiri kan ? aku tinggal yaa ” Tanya leo
“oke gpp kok aku bisa” jawabku dengan senyum manisku kaliini
“ginjalnya masih sakit ?” “masih cuman agak keram aja gpp kok.. daaaa”
“oke byee”
Sampai di rumah aku langsung menyapa bibi yang sudah berhari hari ku tinggal juga kak kenka yang ga hentinya nelpon dan sms aku dan aku langsung masuk ke kamar.
Dear Diary
Tuhan betapa bodohnya aku bahkan aku tak melihat apa yang seharusnya aku lihat aku begitu keras memikirkan dan menyesali yang terjadi. Kini aku tau apa yang harus aku lakukan aku tau apa yang harus aku katakan pada dunia. Kini Aika bukan aika yang dulu atau Aika yang kemarin saat ini Aika yang baru akan indahkan hari hari kalian semua
Ting ting ting tign……
“wah ada sms, sms siapa ya ?” gumamku sendiri
From : Sandra
(085953757404)
Aika,, leo ka Leo kritis dia di rumah sakit sekarang tadi pas dia sampek di depan rumah aku liat dia pingsan aku langsung panggil orang tuanya Aika bisa Kerumah sakit sekarang kan ? Ruang Cempaka putih nomor 116

Tanpa pikir panjang aku bergegas ke Rumah sakit diantar Kanka karena motorku udah ancur yang aku rasakan hanya takut dan sangat takut kali ini
“Leo !” sampai di ruangan itu aku lihat orang tua leo dan Sandra yang menatapku
“Aika ayo sini masuk” kata leo dengan nada yang rendah
“Kamu kenapa Leo ? kamu gak papa kan ak--” belum selesai aku bicara ibu Leo menjawabnya
“Aika Leo sudah lama mengidap Leukimia ” jawab ibu Leo
“Loh kenapa Leo gak pernah cerita kenapa leo gak bilang kenapa Aika taunnya sekarang kenapa??” aku tak bisa lagi menahan tangis ku dan kurasakan tangan leo menghapus air mataku  “Aika tolong jadi Aika yang baru jangan jadi Aika yang dulu Leo mau pergi ya” “loh kok gitu baru aja Aika – Aika sayang sama Leo jangan tinggalin Aika tolong ” “Maafin Leo ka,, janji sama Leo gak bakal jadi Aika yang dulu  “ “Leo aika janji aika janji” “Leo sayang sama aika, Leo sayang banget sama semuanya ”
Untuk yang ketiga kalinya aku mendengar bunyi tit panjang itu lagi. Aku harus kuat jalanin semua ini. Aku akan jadi yang terbaik Buat Ayah, Bunda dan Leo Aika janji sama kalian.                     
        
Amanat : Satu hargailah orang yang menyayangimu hargai orang tuamu cintai mereka jangan hanya satu hal yang membuatmu berubah dan merasa bahwa kamu sendirian percayalah dibalik kesendirianmu ada yang melihatmu dan memperhatikanmu diam diam dan suatu saat nanti kamu akan menyadari bahwa Cinta dan kasih sayang yang kau pendam yang kau simpan akan terbalas walau akhirnya air mata yang kau dapatkan namun dibalik semua itu Hidup baru dan manfaat yang akan kau dapatkan jauh lebih banyak dan jangan sesali yang telah terjadi buat penyesalan itu sebuah caramu bangkit dari keterpurukan mu.
                                                                                                                                                                                                                                
BY: Indah Prastari Sarragika



To be Continue…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar